DETOX DIGITAL
“Tiada hari tanpa media sosial” menjadi sebuah fenomena luar biasa dewasa ini. Bagaimana tidak jika kebanyakan dari kita justru lebih memilih “bangun tidur kubuka medsos” dibandingkan “bangun tidur kuterus mandi”? Tidak heran apabila pedagang kuota internet semakin menjamur di mana-mana pun perusahaan-perusahaan provider semakin berjaya kiprahnya karena memang rata-rata manusia zaman sekarang can’t live without kuota sehingga akan sangat hampa jika smartphone-nya sepi notifikasi. Bisa dikatakan bahwa smartphone tak ada nyawa tanpa kuota. Mulai dari facebook kemudian instagram hingga twitter yang kembali populer setelah sebelumnya mengalami mati suri, pengguna aktif aplikasi-aplikasi tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah kita para manusia memang merasa sangat terbantu dengan kehadiran mereka. Informasi hingga promosi dapat kita peroleh hanya dengan mengakses mereka bahkan sembari rebahan dan makan cemilan. Sungguh pragmatis dan ekonomis, ya! Selain itu, jarak terasa hilang berkat media sosial. Hal-hal tentang orang lain yang mungkin sebelumnya tidak kita ketahui di dunia nyata malah dapat dengan mudah kita ketahui hanya melalui postingan dan cerita yang mereka bagikan di dunia maya.
“Ya ampun, dia kok liburan terus sih? Sedangkan aku?”
“Tuh kan, dia makan enak lagi di restoran mewah! Bikin pengin aja deh”
“Kapan ya aku bisa kayak dia yang hidupnya seneng-seneng terus?”
“Bla...bla...bla...”
Kurang lebih seperti itu lah reaksi kebanyakan dari kita ketika melihat hal-hal yang dibagikan oleh orang lain di media sosial. Gemar membanding-bandingkan dan terlalu mudah untuk menyimpulkan sesuatu yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan kenyataan. Jika sudah begitu, keberadaan media sosial seolah menjadi sebuah penemuan yang cenderung bersifat destruktif bagi para penggunanya. Lalu apa yang harus dilakukan apabila sudah terlanjur seperti itu? Hmm, apalagi selain “Detox Digital”? Selaras dengan konsep detox tubuh yaitu untuk mengeluarkan racun, detox digital bertujuan untuk mengeluarkan racun-racun emosi negatif dari diri kita akibat penggunaan media sosial. Detox digital dapat diawali dengan menahan diri untuk tidak mengakses media sosial selama beberapa waktu. Mungkin bagi kita yang sudah terbiasa dengan media sosial akan merasa sangat kesulitan pada mulanya. Namun dengan niat dan sikap yang konsisten, pada akhirnya kita akan berhasil dan bahkan tidak akan menyangka jika ternyata kita bisa melakukannya. Kuncinya adalah perlahan-lahan. Satu hari tidak mengakses instagram mungkin terasa berat, oleh sebab itu cobalah dengan setengah hari terlebih dahulu. Apabila setengah hari puasa media sosial berhasil, maka di hari berikutnya jangka waktu bisa sedikit demi sedikit ditambahkan. Lakukan hal tersebut paling tidak selama satu minggu dan setidaknya sedikit perubahan positif akan kita rasakan. Ketika di tengah-tengah proses detox godaan untuk membuka aplikasi media sosial muncul, satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan meng-uninstall aplikasi tersebut untuk sementara waktu. Selain itu, selama detox berlangsung usahakan untuk mengisi kekosongan dengan kegiatan-kegiatan nyata yang menyenangkan seperti membaca buku atau sekadar mengobrol dengan orang lain secara langsung. Dengan menyibukkan diri dengan kegiatan nyata, proses detox digital akan terasa lebih mudah lho. So, selamat mencoba!
Komentar
Posting Komentar