PENDAKIAN GUNUNG PRAU (PART 2)


Hari Sabtu tanggal 13 November 2021 pun tiba. Syukurlah, aku dan kawanku tidak bangun kesiangan. Kami berdua bangun tepat di waktu subuh. Setelah itu, kami bergegas sholat subuh, bersih-bersih, dan packing carrier ulang. Kami memutuskan tidak sarapan di terminal karena Pak Heru selaku supir yang akan mengantarkan kami ke basecamp Gunung Prau Via Wates sudah menunggu di halaman terminal. Alhasil, aku dan kawanku hanya membeli segelas susu jahe panas dan beberapa gorengan seraya berpamitan sekaligus berterima kasih kepada ibu pemilik warung yang sudah berbaik hati kepada kami.

Tak perlu berjalan terlalu jauh, aku dan kawanku pun tiba di halaman Terminal Mendolo untuk menemui Pak Heru. Sesampainya di tempat Pak Heru, ternyata sudah ada orang lain yang menunggu yakni 2 orang dari Surabaya dan 2 orang lagi dari Garut. Kebetulan, 2 orang yang dari Surabaya sama-sama hendak mendaki Gunung Prau Via Wates, sedangkan 2 orang dari Garut berencana mendaki Gunung Prau Via Patak Banteng.

Ternyata, salah satu orang asal Surabaya tersebut adalah bagian dari rombongan open trip yang aku dan kawanku pakai. Namanya adalah Mba Gita. Meski cukup pendiam, namun harus aku akui bahwa nyali Mba Gita patut diacungi jempol karena dia berani datang jauh-jauh dari Surabaya seorang diri. Jujur, aku ingin sekali seperti Mba Gita, traveling sendirian tanpa kenal rasa takut. Semoga suatu hari aku bisa seperti dia yang tidak perlu menunggu atau mencari teman terlebih dahulu untuk bisa berpetualang.

Setelah susu jahe dan gorengan kami berdua habis, aku, kawanku, dan rombongan pun naik ke mobil pick up milik Pak Heru untuk menuju ke basecamp. Kalau boleh jujur, perjalanan menuju basecamp dengan menggunakan mobil pick up ini menjadi salah satu hal yang benar-benar aku nikmati dalam pendakian kali ini. Mengapa? Karena, mataku benar-benar dimanjakan dengan indahnya pemandangan yang tiada habis-habisnya membuatku kagum dan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Suasana syahdu selama berada di atas pick up pun menjadi terasa lebih lengkap berkat terpaan udara yang amat segar dan menenangkan. Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Kembang, Gunung Bismo, dan jajaran perbukitan yang ada terlihat begitu nyata guratannya. Jika bisa, aku sungguh tidak ingin mengedipkan mataku sama sekali.

Perjalanan dari Terminal Mendolo ke basecamp Gunung Prau Via Wates menggunakan mobil pick up memakan waktu kurang lebih 1 jam. Sesampainya di basecamp, aku, kawanku, dan Mba Gita langsung diminta untuk naik motor milik panitia open trip guna menuju ke rumah singgah yang terletak tidak jauh di atas basecamp. Kawanku naik sendirian membonceng motor yang berbeda dengan yang aku dan Mba Gita naiki. Sementara itu, aku dan Mba Gita membonceng motor yang sama dengan Mas Sukron sebagai supirnya. 

Selama membonceng Mas Sukron, aku sangat takut jatuh karena posisiku ada di bagian paling belakang padahal carrierku tergolong cukup berat + jalanan yang dilewati berkelok-kelok tidak karuan. Daripada terjatuh, aku dan Mba Gita pun memilih untuk berjalan kaki saja. Tak lama kemudian, kami pun sampai di rumah singgah dan segera sarapan. Pada saat itu, hanya aku, kawanku, dan Mba Gita lah pendaki yang sudah sampai. Jadi, kami pun hanya bisa bersantai dan berbincang-bincang sembari menunggu rombongan yang lain datang.

Setelah cukup lama bersantai, rombongan dari Jakarta akhirnya sampai di rumah singgah. Sama seperti kami, rombongan pun segera sarapan dan bersih-bersih. Untuk mulai mendaki, aku, kawanku, dan Mba Gita harus menunggu hingga seluruh anggota rombongan selesai makan dan bersih-bersih. Lebih tepatnya, kami bertiga harus menunggu hingga waktu dzuhur tiba untuk bisa benar-benar mulai mendaki.

Saat pendakian hendak dimulai, cuaca yang mulanya cerah berangsur mendung. Tak lama, rintik-rintik air dari langit pun turun. Meskipun begitu, kami tak langsung mengenakan jas hujan melainkan hanya membungkus carrier kami dengan rain cover karena gerimis yang datang masih begitu ramah. Setelah memastikan carrier aman, rombongan ojek pun datang untuk mengantarkan kami ke gerbang pendakian Gunung Prau Via Wates / Pos 1 Blumbang Kodok. Wow! Aku begitu antusias saat tahu akan menaiki ojek gunung. Pasalnya, ini adalah kali pertama aku menaiki ojek gunung mengingat di pendakian sebelumnya aku full jalan kaki.

Selain menghemat tenaga, kehadiran ojek gunung juga terasa begitu menegangkan. Kendati menegangkan, namun sensasi naik ojek di jalur pendakian sungguh menakjubkan. Dalam waktu bersamaan, aku bisa merasakan kesenangan dan ketakutan sekaligus. Senang karena momen seperti ini akhirnya bisa aku rasakan, namun takut mati karena di sebelah kananku persis adalah jurang yang dasarnya tidak terlihat akibat tebalnya kabut.

Meskipun rasanya campur aduk, akan tetapi aku masih ingin merasakan lagi naik ojek gunung di kesempatan lainnya. Btw, ongkos ojek dari rumah singgah ke Pos 1 adalah Rp 20.000 per orang.

Komentar

Postingan Populer