PENDAKIAN GUNUNG PRAU (PART 3)
Sesampainya di Pos 1, kami serombongan segera berkumpul dan berdoa bersama sebelum memulai pendakian. Tidak lama setelah itu, pendakian pun dimulai.
Jujur, baru awal perjalanan saja aku sudah merasa ngos-ngosan.
Tidak heran sih, karena aku sudah lama tidak naik gunung, jarang olahraga, plus
pekerjaanku sehari-hari tidak mengandalkan aktivitas fisik. Jadi, mau tidak mau
aku harus menyemangati diriku sendiri untuk terus melangkah.
Jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 Cemaran masih terbilang oke,
karena walaupun menanjak namun masih ada permukaan yang landai. Vegetasinya
tergolong rapat dengan pepohonan dan semak-semak di sisi kanan maupun kiri
jalur. Sesekali, jalur juga diwarnai dengan akar-akar pohon yang menjalar ke atas
permukaan tanah. Jika tidak fokus, siap-siap saja kaki tersandung oleh
akar-akar tersebut.
Sekitar 45 menit berjalan, kami pun sampai di Pos 2.
Sesampainya di Pos 2, kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan langkah
menuju Pos 3 Sudung Dewo. Di pendakian kali ini, aku dan kawanku membawa bekal
gula jawa yang dipotong-potong. Kalau kata bapakku, mengonsumsi gula jawa
selama mendaki bisa menambah energi. Dan benar saja, energi kami sedikit
bertambah setelah makan gula jawa. Oleh sebab itu, di saat kami mulai lelah,
kami selalu mengambil gula jawa dari dalam tas kemudian segera memakannya
layaknya permen.
Setelah cukup beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan
menuju Pos 3. Jalur dari Pos 2 ke Pos 3 terbilang mirip, masih diwarnai
pepohonan rimbun dan akar yang menjalar di atas tanah.
Kondisi lahan di Pos 3 tergolong lapang dan landai sehingga
bisa untuk mendirikan tenda. Tidak jauh dari Pos 3, ada sumber air sehingga
para pendaki tidak perlu takut akan kehabisan air sebelum sampai ke puncak.
Di Pos 3, kami tidak berhenti sama sekali. Kami lebih
memilih untuk melanjutkan perjalanan mengingat hari sudah mulai sore dan kabut
sudah begitu tebal. Langkah demi langkah terus bertambah, sampai akhirnya kami
sampai di Tangga Cinta. Tak seindah namanya, jalur tangga ini justru cenderung
menyiksa dibandingkan jalur tanah biasa. Kupikir aku tidak akan menemui jalur
tangga di Wates, nyatanya ketemu juga. Ya sudah, aku berusaha menikmati satu per satu tangga yang ada walaupun aku kurang menyukainya.
Tak lama, hujan pun turun. Kami segera mengeluarkan jas
hujan dan buru-buru memakainya. Setelah tubuh terlindungi jas hujan, kami pun
jalan lagi.
Walaupun energi sudah terkuras, namun kami tetap semangat untuk
melanjutkan perjalanan mengingat sebentar lagi kami akan sampai di camp area.
Oh ya, di sekitar Tangga Cinta kami menjumpai plang Bukit Rindu. Tapi, kami
tidak mengikuti petunjuk arah menuju Bukit Rindu melainkan terus berjalan lurus
ke atas.
Kehadiran hujan menyibak sedikit kabut dan mengungkap
gagahnya Gunung Sindoro di kejauhan. Vegetasi di Tangga Cinta cenderung terbuka
sehingga kita bisa melihat pemandangan dengan leluasa. Sungguh hadiah kecil
yang luar biasa di kala tubuh mulai letih.
Usai menapaki Tangga Cinta, kami dipertemukan dengan
tanjakan yang cukup terjal dan vegetasi yang agak tertutup. Tidak jauh dari
situ, kami sampai di Sunrise Camp Pelawangan. Walaupun areanya cukup luas,
namun kami tidak akan mendirikan tenda di sini. Kami memilih untuk mendirikan
tenda di Camp Area Cemoro Tunggal yang tidak jauh dari Sunrise Camp Pelawangan.
Sekitar pukul 16.00 WIB, aku dan kawanku pun sampai di Camp
Area Cemoro Tunggal. Mengingat kami ikut open trip, jadi kami tidak perlu
repot-repot lagi mendirikan tenda. Tak lama kemudian, kami pun memasuki tenda
untuk berganti pakaian, makan, dan istirahat.
-
Keesokan paginya, aku memutuskan untuk menikmati pemandangan
di sekitar camp area saja. Aku tidak pergi ke puncak karena hari itu kabut
begitu tebal mewarnai pagi. Matahari pun malu-malu untuk menampakkan dirinya.
Alhasil, aku gagal mendapatkan golden sunrise yang fenomenal itu. Rasanya,
percuma saja jika aku ke puncak namun pemandangan yang didapatkan hanyalah
kabut. Untungnya, Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro masih terlihat walau
diselimuti kabut. Setelah berfoto-foto sedikit dan minum kopi sembari menikmati
pemandangan, aku dan kawanku pun segera membereskan carrier lalu sarapan.
Sekitar pukul 10.00 WIB, kami memulai perjalanan turun. Alhamdulillah, akhirnya aku kesampaian juga menyambangi Gunung Prau yang populer di kalangan pendaki walaupun tidak mendapatkan golden sunrise, batinku saat itu.
Komentar
Posting Komentar